Senin, 18 Januari 2010

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL BUDAYA (part2) karya sendiri

Manusia sebagai makhluk sosial dan budaya Sebagai masyarakat Indonesia, setiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya tentunya dalam hal yang positif. Saling bersosialisasi antara satu sama lainnya membuat interaksi yang kuat untuk mengenal kepribadian manusia lain. Manusia yang mudah bersosialisasi adalah manusia yang dapat atau mampu menjalankan komunikasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. Dengan berlandaskan pancasila manusia sebagai makhluk yang social dan budaya disatukan untuk saling menghormati dan menghargai antara manusia yang memiliki budaya yang berbeda-beda. Berikut ini adalah pengertian dari pembahasan tersebut. Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar masyarakat. Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan. Di India oleh Mr. Singh didapatkan dua orang anak yang berumur 8 tahun dan 1 ½ tahun. Pada waktu masih bayi anak-anak tersebut diasuh oleh srigala dlam sebuah gua. Setelah ditemukan kemudian naka yang kecil mati, tinggal yang besar. Selanjutnya, walaupun ia sudah dilatih hidup bermasyarakat sifatnya masih seperti srigala, kadang-kadang meraung-raung di tengah malam, suka makan daging mentah, dan sebagainya. Juga di Amerika dalam tahun 1938, seorang anak berumur 5 tahun kedapatan di atas loteng.karena terasing dari lingkungan dia meskipun umur 5 tahun belum juga dapat berjalan dan bercakap-cakap.jadi jelas bahwa manusia meskipun mempunyai bakat dan kemampuan, namun bakat tersebut tidak dapat berkembang, nika tidak ada lingkungan. Itulah sebabnya manusia dikatakan sebagai makhluk sosial (Hartomo, 2000: 77). Di samping adanya hasrat-hasrat atau golongan instingtif pada manusia masih terdapat factor-faktor yang lain yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat. Faktor-faktor itu adalah: 1. Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya. 2. Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah.karena itu ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama, yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain. 3. Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia telah biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari lingkungannya. 4. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan territorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan, dan lain-lain. Faktor-faktor lain yang dapat mengatakan manusia adalah makhluk social, yaitu : manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu: a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain. c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia terhadap lingkungannya sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia mensikapi dan mengelola lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan. Manusia sebagai makhluk budaya Budaya atau Kebudayaan perbedaan mendasar antara manusia dengan makhluk yang lain (hewan) ialah bahwa manusia adalah makhluk berbudaya, hal ini disebabkan karena manusia diberi anugrah yang sangat berharga oleh Tuhan, yaitu budi atau pikiran.dengan kemampuan budi atau akal itulah manusia dapat menciptakan kebudayaan yang menyebabkan kehidupannya sangat jauh berbeda dengan kehidupan hewan. Oleh karena, itu manusia sering disebut makhluk social budaya, artinya makhluk yang harus hidup bersama dengan manusia lain dalam satu kesatuan yang disebut dengan masyarakat.disamping itu, manusia adalah makhluk yang menciptakan kebudayaan dengan berbudaya itulah manusia berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak dapat dilepas dari kebudayaan, dimana ada manusia disitu ada kebudayaan.kapankah kebudayaan mulai ada dimuka bumi?bersamaan dengan mulai adanya umat manusia dimuka bumi ini.Prof.Dr.Koentjaraningrat mencantumkan tujuh macam perbedaan antara manisai dengan hewan apabila ditinjau dari perilakunya, yaitu: 1) Sebagian besar dari perilaku manusia dikuasai oleh akal; 2) Kehidupan manusia dimuka bumi ini hanya dimungkinkan dengan suatu sistam peralatan luas yang merupakan hasil akalnya; 3) Sebagian besar perilaku manusia harus dibiasakan dengan belajar; 4) Manusia mempunyai bahasa yang menyimpan seluruh tata kelakuannya didalam lambang-lambang vokal maupun tertulis; 5) Pengetahuan manusia bersifat akumulatif; 6) Sistem pembagian karja didalam manusia jauh lebih kompleks daripada dengan kelompok kawanan binatang; 7) Masyarakat menunjukkan suatu aneka warna yang besar; KONSEP-KONSEP BUDAYA DASAR Manusia dan Keadilan Keadilan merupakan salah satu modal dasar bagi kehidupan terartur manusia. Keadilan mengacu suatu tindakan baik bagi kehidupan yang mesti dilakukan oleh setiap manusia. Manusia dan Penderitaan Penderitaan adalah rasa tidak menyenangkan yang setiap orang secara kemanusiaan ingin menghindarinya. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai eksistensi manusia di dunia. Manusia dan Cinta Kasih Cinta kasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan belas kasih dan kemesraan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan bentuknya yang khas manusiawi. Manusia dan Tangung Jawab Tanggung jawab adalah kewajiban melakukan keharusan tugas tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk yang mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan. Manusia dan Pengabdian Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri kepada tugas yang (dianggap) mulia. Manusia dan Pandangan Hidup Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita berdiam. Manusia dan Keindahan Eksistensi manusia di dunia diliputi oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan. Manusia dan Kegelisahan Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku. Kegelisahan adalah salah satu ekspresi kecemasan. Peran/Fungsi Akai, Perasaan, dan Karsa Peran dan fungsi cipta, rasa, karsa merupakan faktor dominan bagi lahirnya kebudayaan. Dengan akal/cipta manusia senantiasa berfikir, merenung menggagas, menginterpretasikan segala macam realitas, kehidupan yang dihadapi. Karenanya ia juga mempunyai gagasan-gagasan, angan-angan, harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Tak terkecuali ia juga memikirkan kebutuhan hidupnya dan tata cara untuk mewujudkannya, baik yang berupa materi maupuan non materi, kebutuhan saat ini (didunia) maupuan saat nanti (di akhirat). Sebagai contoh: manusia (person/individu) untuk hidup harus makan. Maka ia berfikir yang harus dimakan,: mengapa harus makan, bagaimana caranya makan dan untuk apa ia makan. Dengan akalnya atau daya ciptanya manusia dapat mencari jawaban tentang sesuatu yang dapat dimakan. Berikut alasan-alasannya, tata cara/prosedurnya dan tujuannya ia makan, selain itu ia juga dapat berkembang ide-idenya, harapannya, gagasannya dan cita-citanya tentang sesuatu yang dapat dimakan, alasan dan tata caranya dalam hal makan serta tujuannya dalam soal makan. Contoh lain seperti manusia (makhluk sosial) hidup diantara manusia lainnya. Karena memiliki akal ia berfikir bagaimana seharusnya agar dapat hidup baik dengan sesamanya. Ia meiliki harapan gagasan, cita-cita dan ide tentang hidup yang baik ialah saling-menghormati dan menghargai, tolong menolong dengan penuh toleransi, semertara pola hidup yang baik adalah kebutuhan manusia berbudaya. Manusia sebagai makhluk budaya selain memiliki akal juga mempunyai perasaan atau hati nurani oleh sebab itu manusia selalu dan pasti menghayati dan merasakan segala macam fenomena kehidupan seperti kesedihan, kejujuran, kebaikan, keadilan, keindahan, tanggung jawab, ketentraman, kedamaian, cinta kasih dan sebagainya yang menjadi realita kejiwaan atau psikologis. Berdasar perasaan atau nurani manusia memiliki cita, rasa yang menjadi kualitas atau ide-ide dalam hidupnya. Manifestasi fenomena psikologis seperti rasa sedih, gugup, adil, baik, indah, damai, tentram, bahagia, cinta, tanggung jawab, dan sebagainya itu; dalam realita kehidupan manusia selain dapat diidenlifikasi malalui berbagai bentuk sikap, perilaku tindakan dan raut wajah (pancaran cahaya) biasanya juga berupa berbagai bentuk ekspresi seni yang beraneka ragam jenisnya Contoh: 1. Penderitaan masyarakat Aceh yang diterjang tsunami pada akhir tahun 2004 lalu, medorong seseorang untuk mengekpresikan pengalaman tersebut ke dalam bentuk puisi, musik, tarian, tealer, atau film. Tujuannya untuk diapresiasi oleh masyarakat luas dan untuk mengabadikan pengalaman tersebut. 2. Kebahagjaan, cinta kasih dan kegalauan yang dialami oleh manusia perseorangan ataupun kolektif biasanya lebih mudah dan segera di ekspresikan kedalam bentuk tulisan seperti sajak atau puisi sebagai memory. Sebagai makhluk budaya manusia berbekal karsa atau kehendak. Ia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaanya, sehingga akan menjadi kenyataan atau konkrit. Dengan kehendak itu manusia memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu yang baik bagi kehidupan dirinya dan sesaranya, tentang apa yang ada didalam ciptanya dan hati nuraninya selain itu manusia juga mempunyai kehendak akan sesuatu yang diyakiniriya. dipercayainya dalam batinnya agar dapat terealisasi dalam kehidupan nyata. Kehendak atau karsa pada dasarnya merupakan kunci penting yang menentukkan bagi realisasi hasil karya manusia yang disebut-sebut sebagai kebudayaan. Baik yang bertolak dari unsur cipta/akal maupun yang bertumpu pada unsure rasa. Contoh: 1. Tiap orang ingin sukses Kesuksesan tidak mungkin menghampiri seseorang bilamana seseorang itu tidak segera mau memulai usaha - artinya harus ada kehendak untuk berusaha meskipun belum tentu segera sukses, sebab kesuksesan butuh tekat, semangat yang kuat dan pantang menyerah atau tekun dalam suatu kehendak. 2. Sesorang mempunyai ide tentang cara kerja yang efektif dan efisien. Gagasan yang baik dan brilian ini menjadi tidak berani mana kala hanya berupa gagasan atau teori belaka, tanpa diterapkan dilapangan pekerjaan ide baik akan benar-benar segera terbukti kebaikannya, bilamana segera ditindak lanjuti dengan kehendak untuk melaksanakan secara sungguh-sungguh. Kebutuhan Makhluk Budaya pada hakekatnya manusia adalah mahluk mono plucal /majemuk tunggal terdiri dari susunan kodrat (jasmani-rochani), sifat kodrat (individu sosial) serta kedudukan kodrat (pribadi mandiri-makhluk Tuhan). Susunan, sifat dan kedudukan kodrat manusia yang terdiri dua unsur tersebut. pada hakekatnya tidak dapat dlipisah-pisahkan dan bediri sendiri-sendiri meskipun hanya dalam pemikiran. Oleh sebab itu manusia hakekatnya adalah monodualis/dwitunggal. berdasarkan susunan kodratnya yang dwitunggal/monodualis, yakni terdiri dari jasmani dan rochani, maka kebutuhan makhluk budaya pun juga mancakup aspek jasmaniah dan rochaniah. Kebutuhan jasmaniah pada umumnya bersifat material seperti makan, minum, sandang tempat tinggal dan peralatan-peralatan lain yang berbentuk konkrit atau kebendaan, sedangkan kebutuhan rochaniyah biasanya berupa non materi, seperti kepuasan hati, kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, keindahan, keadilan, kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, dan kepercayaan /keyakinan yang sifatnya spiritual dan religius. Contoh: 1. Kebutuhan individu; setiap orang ingin pandai maka ia sekolah, setelah mengalami proses belajar kecerdasannya berbeda-beda meskipun sekolahnya bersama-sama, 2. Kebutuhan sosial; Meski seseorang yang paling pandai sekalipun, ia tetap butuh teman berfikir, berdiskusi dan tukar pendapat. Karenanya membutuhkan kebersamaan atau kesamaan dalam berfikir. Selanjutnya berdasarkan hakekat kedudukan kodrat (monodualias/dwitunggal) yaitu sebagai pribadi' mandiri dan makhluk Tuhan kebutuhan makhluk budaya mencakup ‘kebebasan atau kemerdekaan' yang tak terbatas, sedangkan dilain sisi membutuhkan suatu pedoman pandangan dan panutan didalam hidupnya. bagai orang yang tidak berdaya. Kebutuhan akan suatu kebebasan/kemerdekaan pribadi dapat dimengerti melalui posisi manusia yang inpenden, sehingga tidak mungkin dalam segala hal seseorang dapat di tentukan, diatur atau ditetapkan oleh orang lain dengan seenaknya sendiri. Bahkan mungkin juga oleh Tuhan sekalipun tatkala manusia masih hidup berada dialam bebas/dunia ini. Sedangkan kebutuhan akan sesuatu pedoman hidup/pandangan hidup atau prinsip hidup tercermin dari perjalanan hidup manusia yang terus mencari dan sesuatu yang dipercaya baik, benar, adil, tidak sesat dan mengakibatkan dosa agar kelak dapat terhindar dari siksaan dan hukuman Tuhan di neraka. Manusia baik tidak berdaya dihadapan Sang Pencipta . Contoh: 1. Sebagai pribadi yang bebas/mandiri, siapa saja orangnya dapat mengatakan tidak tehu tentang sesuatu yang sesungguhnya diketahui. Sebaliknya juga bias mengucap 'tahu’ akan sesuatu yang sebenarnya tidak dia ketahui independen betul manusia itu. 2. Seseorang makan diwarung, setelah selesai harus membayar sebanyak Rp 7.500,- ia bayar dengan uang Rp 10.000;- oleh si penjual diberi uang pengembalian sebanyak Rp 5.500,- sedangkan haknya adalah sebanyak Rp 2.500,- yang bukan haknya tersebut apakah dikembalikan kepada si penjual makanan atau tidak sangat tergantung kepada dirinya sendiri 3. Segala macam sikap dan tindakan yang telah dipilih seseorang atas dasar kebebasan/kemerdekaan pribadi, kelak harus dipertanggung jawabkan kepada Tuhan. 4. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tidak ada pilihan lain kecuali patuh dan taat kepada hukum-hukum penciptaan yang telah ditetapkan oleh Sang pencipta itu sendiri. Disamping kebutuhan seperti yang telah disebutkan tadi manusia sebagai makhluk budaya juga mempunyai kebutuhan biologis. Kebutuhan ini pada dasarnya bersifat alamiah, dan umumnya sering disebut kebutuhan seksual. Secara naluriah/alamiah manusia mempunyai kebutuhan akan kelangsungan dan kelestarian sejarah hidupnya. Bahkan secara alamiah pula manusia memiliki hasrat untuk miengembangbiakan keturunannya melalui hubungan seksual. Maka reproduksi adalah pilar untuk mempertahankan kesinambungan sejarah manusia, dan hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis manusia yang bersifat alamiah dan naluriah. Contoh: Perkawinan, persetubuhan manusia dengan lawan jenisnya akan mengakibatkan gillrannya akan melahirkan anak manusia sebagai generasi selanjutnya. 1. Prof. Dr. Ph. Tobing, berpendapat kebudayaan ialah hasil usaha manusia sedapat mungkin mengolah, atau mengjkuti kosmos dan tata tertibnya, termasuk memperoleh penghidupan yang lebih harmonis dan. lebih tinggi baik di lapangan kerokhahiah maupun dilapangan kebendaan. Jadi, yang dimaksud manusia yang social dan budaya adalah manusia yang dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat luas yang berbeda-beda suku dan budaya dengan cara saling menghormati dan menghargai satu sama lain dengan mencintai karya sendiri maupun orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar